Jam menunjukkan pukul 05.44 menit ketika saya terbangun oleh suara teriakan seseorang yang meneriaki copet diluar sana. Dengan enggan saya bangkit menuju kamar mandi membasuh wajah untuk mendapatkan kesegaran sesaat. Saya masih berfikir bahwa suara teriakan tadi merupakan bagian dari potongan-potongan mimpi saya. Dan tanpa ingin menganalisa lebih jelas, saya membangunkan rekan sekamar saya untuk bersiap menyelesaikan aktifitas paginya dan bersegera kekantor.
Seperti biasanya, aktifitas pagi saya sebagai pengangguran sarjana muda, yang selama beberapa hari terakhir menyelinap dikehidupan rekan sekolah saya dulu, tidak lain adalah membersihkan segala yang berhubungan dengan tempat tidur dan mempersiapkan air hangat untuk rekan saya. Tepat pukul 06.45 rekan saya telah menyelesaikan hasratnya membersihkan diri, serta berdandan ala selebritis (beuh !) dan bersiap kekantor. Sebelum ia berangkat, ia sempat bertanya, apakah saya mendengar suara teriakan seorang perempuan yang meneriaki copeeet ! coopet...
karna pertanyaan ini, saya kembali memutar otak dan berfikir, berarti teriakan tadi bukan dari bagian kepingan-kepingan mimpi saya ! saya lantas mengiyakan. dan menjelaskan, bahwa saya fikir saya sedang dalam pengaruh mimpi disaat mendengar teriakan tersebut. dan ini merupakan kesadaran pertama saya di kamis pagi ini.
Setelah rekan saya berangkat menuju kantornya, sayapun menunaikan hasrat saya untuk segar seutuhnya, saya langsung menuju kekamar mandi dan membersihkan diri, karna menurut saya mandi pagi adalah suatu keharusan bagi saya walaupun status saya saat ini pengangguran sarjana muda yang tidak memiliki kegiatan dan aktifitas yang pasti. Selama mandi saya terus berfikir, menyusun rencana-rencana yang akan saya kerjakan hari ini, agar hari saya lebih baik dari hari kemarin dan tidak semakin membosankan. Dalam keadaan masih mandi, tanpa sadar saya menuangkan shampo ke-spon mandi dan bukan menuangkan sabun mandi, saat itu saya tersadar kembali, mungkin ini efek dari keasikan saya memikirkan rencana kedepan, atau istilah lainnya "Kebanyakan Melamun".
Semua aktifitas bersih membersihkan telah saya tunaikan, dan saatnya saya memanjakan lidah saya dan memenuhi hasrat perut saya untuk segera diisi. Awalnya saya berniat untuk mencoba nasi uduk di ujung jalan, hal ini juga karena tempatnya yang tidak terlalu jauh dari kostan teman saya. Namun ketika saya sampai ditempat itu, Buk de yang berjualan mengatakan dengan bangga bahwa semua telah habis. Dengan rasa sangat lapar dan sangat kecewa, saya kembali kekostan, memutuskan untuk menyiapkan air hangat dan membuat secangkir susu hangat. Jadilah teman sarapan saya pagi ini hanya dengan secangkir susu hangat tanpa ditemani apapun.
Untuk ketiga kalinya saya sadar kembali bahwa jika saya menginginkan sesuatu maka saya harus segera bertindak, jika tidak maka kecewa yang akan saya peroleh. Dalam istilah kepribahasaan "Bangun Siang, Rezeki di Patok Ayam".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar